Template information


Keris Dapur Jangkung/patrem

Keterangan

REFLEKSI : DAPUR JANGKUNG.
RUDI KERIS JOWO
KERIS JANGKUNG, Keris Luk 3 melambangkan keberhasilan cita-cita. Dalam buku Keris Jawa ; Antara Mistik Dan Nalar dikatakan memiliki makna Perlindungan dan Pengayoman. Makna lain, dengan meminjam istilah Sugeng SW (KR-Jogja), Keris berlekuk tiga atau Jangkung memiliki makna bahwa manusia diharapkan Jinangkung Jinampangan dari Tuhan YMK. Dengan demikian, keris berlekuk tiga ini menggambarkan harapan agar keinginan manusia bisa tercapai. Orang Jawa menamakannya Jangkung, keinginannya agar senantiasa dijangkung, dipenuhi Yang Maha Kuasa.
Lebih lagi pamor yang diyakini memberi tuah/pengharapan yang besar yang ada pada sebilah keris. Contoh pamor pandito bolo pandito yang berarti kewibawaan dan mudah dicintai orang. Dan pamor wengkon yang berarti mengikat dan kekuatan bertahan.

Dalam hal ini, Keris Luk 3 Dapur Jangkung bisa kita jadikan sebagai pengingat atas tugas kita (manusia) sebagai Pemimpin (Khalifah) di dunia. Dengan demikian, tugas untuk memberikan pengayoman dan perlindungan kepada seluruh makhluk Tuhan YME berada pada pundak manusia sebagai pemimpin di dunia.

Jadi marilah kita bersama-sama terus mengabarkan dan berjuang untuk kebaikan, demi terjaganya keseimbangan alam. Ini merupakan fungsi kita (manusia) sebagai Pengayom dan Penjaga bagi kehidupan di dunia, bukan merasa sebagai Pemilik. Karena sesungguhnya semua yang ada di Alam Raya ini adalah milik dan menjadi Kekuasaan Tuhan YMK.
Dan memang, disinilah salah satu manfaat Keris sebagai Pusaka atau Piyandel. Yaitu sebagai salah satu Filosofi Hidup, dimana kita bisa belajar banyak dari pengalaman masa lalu, walaupun kita tidak hidup dimasa lalu.

H




Keris Pusaka Sabuk Inten

Pesona Mistis Dapur Keris Sabuk Inten
Berkait sejarah atau nilai historisnya, jagat perkerisan di tanah Jawa mencatat banyak kisah keris pusaka ampuh yang legendaris. Mulai dari Keris Mpu Gandring di zaman Singosari hingga keris zaman peralihan Majapahit Hindhu ke Demak Islam. Misalnya Kiai Condong Campur, Nogososro dan Sabuk Inten serta Kiai Sengkelat. Belum lagi keris keris milik para Kanjeng Sunan penyebar Islam seperti keris Kiai Kala Munyeng, Kiai Carubuk dan banyak lagi.
Di zaman itu, keris tak hanya dipandang sebagai pusaka saja. Tapi juga sasmita zaman. Pada tataran inilah sebenarnya, sejak itu keris sudah bertambah fungsinya menjadi semacam prasasti atau candra sengakala. Pada akhirnya keris diakui sebagai benda multi fungsi dan multi makna. Sebagai prasasti atau candra sengakala, keris sengaja dibuat dengan ricikan sedemikian rupa, sehingga merujuk pada sebuah angka tahun. Sebagai pemberian, sebenarnya keris itu juga berfungsi sebagai tanda pernghargaan. Keris pun lalu menjadi simbol identitas dinasti atau derajat kepangkatan seseorang.
Keris lain yang tak kalah legendaris dari zaman peralihan Majapahit dan Demak Bintoro adalah Kiai Sabuk Inten. Keris berluk 11 ini muncul dan terkenal bersama Keris Kiai Nogososro. Dua keris ini disebut-sebut sebagai warisan zaman Majapahit. Keduanya bahkan sering disebut dalam satu rangkaian Nogososro-Sabuk Inten. Tak lain karena kedua keris ini diyakini sebagai sepasang lambang karahayon atau kemakmuran sebuah kerajaan. Nogososro mewakili wahyu keprabon yang hilang dari tahta Demak dan Sabuk Inten mewakili kemuliaan dan kejayaannya. Dua keris ini adalah maha karya cipta Mpu Supo.
Namun di zaman modern seperti sekarang, keris berdapur Sabuk Inten lebih menarik minat seseorang untuk memilikinya. Tak lain karena keris tersebut diyakini bisa melancarkan rejeki dan mendatangkan kemuliaan.
Bagaimana dengan Keris Kiai Sabuk Inten?
Mpu Djeno Harumbrodjo, keturunan ke-17 Mpu Supo-Majapahit mengatakan kepada posmo, pada dasarnya keris berdapur Sabuk Inten semuanya berluk 11.
Keris Sabuk Inten, terang Mpu Djeno, adalah luk 11, dengan dua jalu memet dan dua lambe gajah. Sedangkan gagang dan warangka, menurutnya, tidak begitu signifikan sebagai pembeda. “Yang penting dari sebilah keris adalah wilah atau bilah dan ricikan serta pamornya”, kata Mpu Djeno.
Mpu Djeno mengatakan, jenis pamor yang multi tuah dan makna itu kemudian dipertegas dengan jumlah luk-nya. Luk 11 pada intinya merupakan lambang kedinamisan dan semangat pantang menyerah untuk menggapai tujuan. Dengan demikian, Keris Sabuk Inten dengan luk 11, menjadi tegas makna dan tuahnya sebagai keris yang berperbawa besar untuk sebuah kemuliaan atau kejayaan dan semangat pantang menyerah.  
 
Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten karangan S.H. Mintardja pada 1970-an.


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MY BLOG - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger