Template information


Home » » Keris Tilam Upih

Keris Tilam Upih

Keterangan :
Jenis : Keris Lurus
Dhapur : Tilam Upih
Pamor :
Wos Wutah
Tangguh : Mataram
Ukuran :
- Panjang Bilah : 33cm
- Panjang Ganja : 9cm
- Panjang Pesi : 7cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model ganyaman Khas Surakarta (old made) bahan Kayu : timoho
- Handel/gagang/ukir/hulu Khas Surakarta bahan kayu hitam (old made)
- Mendak bahan kuningan (old made)
- Pendok model Blewah (old made) Bahan : kuningan
Kondisi :
- Bilah utuh dan original
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangan lama
- Warangka cukup bagus (buatan lama)
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, hitam

Mahar : 1.500.000
Filosofi Dhapur Tilam Upih
Dalam terminologi Jawa mengambil pengertian Tilam sebagai tempat pembaringan, tempat beristirahat dan daripada segi bahasa moden bermaksud tempat tinggal atau tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur. Upih diistilahkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Pengertian Tilam Upih apabila di cantumkan adalah membawa makna bagi mendapatkan tempat berteduh yang tentram baik dalam menghadap Allah SWT maupun sesama manusia. Konsep doa daripada empu yang diharapkan terhadap keris berdapur Tilam Upih adalah agar pemilik atau penghuni rumah yang merawat keris berdapur Tilam Upih akan selalu mendapatkan ketentraman keluarga dan selalu mendapatkan perlindungan keselamatan daripada Allah SWT. Oleh karena itu banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dapur tilam Upih. Ini menunjukkan adanya harapan dari para sesepuh keluarga agar anak-cucunya nanti bisa memperoleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.
Pamor yang dikenakan di keris Tilam Upih ini adalah berpamor Wos Wutah. Pamor ini diyakini baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih.
Ricikan keris Tilam Upih adalah keris lurus, bergandik lugas, tikel alis, dan pejetan. keris lurus yang mempunyai makna selalu menempuh “jalan lurus” menuju keutamaan hidup. Jalan lurus yang ditempuh yaitu dengan menjalani perbuatan yang baik (Dadya laku utama). Lebih dari itu, “laku utama” juga meliputi tindakan selalu menjaga ketakwaan kepada Allah SWT dan hubungan kepada keluarga, masyarakat dan lingkungannya (eling lan waspada).
Gandik Polos, merupakan symbol kekuatan, ketabahan hati, ketekunan dan rajin bekerja. Dalam budaya Jawa ada sesanti yang mengatakan : sapa sing temen bakal tinemu, sapa sing tatag lan teteg bakal tutug (siapa yang tekun akan menemukan jalan, siapa yang ulet dan tabah akan tercapai cita-citanya)
Tikel Alis, merupakan symbol baik-buruk dalam diri manusia, yang keduanya harus selalu dikendalikan. Pengendalian dua sifat tersebut akan terpancar pada watak seseorang.
Pejetan/blumbangan, merupakan symbol keikhlasan hati dan kesabaran. Hidup dan bekerja harus dilandasi dengan hati yangsenang, mencintai akan pekerjaannta dan ikhtiar serta tawakal. Tidak ada yang disebut takdir sebelum diawali dengan ikhtiar.
Falsafah empu terhadap ricikan diharapkan manusia selalu ingat kepada Sang Penciptanya yaitu Allah SWT dan selalu berjalan lurus yang meliputi tindakan selalu menjaga ketakwaan kepada Tuhan dan hubungan kepada keluarga, masyarakat dan lingkungannya (eling lan waspada). Walau apapun cobaan yang menerpanya dengan besikap sabar dan tabah dan selalu berikhtiar, sebagai wujud pengendalian nafsu / watak manusia agar menuju hidup yang tentram dan damai.


H

Bagi anda yang berminat dapat menghubungi kami diline 0341-8150095
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MY BLOG - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger