Template information


Ikan Arwana

Bagi pecinta hewan piaraan di tempat kami tersedia berbagai macam ikan arwana dijual dengan harga murah
keterangan:
dijual Ikan Arwana 
Umur : 2 tahun 
Harga : 1,5 juta Nego
Lokasi Kota Malang hubungi 
Muh Munir, Hp : 085815216902

Sejarah Keris

Keris adalah sejenis senjata tikam tradisional masyarakat Jawa dan beberapa suku bangsa di Indonesia. Bagi sebagian masyarakat Jawa, keris masih dianggap sebagai salah satu senjata piandel (andalan) yang mempunyai kekuatan gaib. Bahkan tidak jarang, keris menjadi senjata tradisional yang dikeramatkan dan harus dirawat dengan baik. Namun tidak semua jenis keris menjadi senjata andalan bagi pemiliknya. Umumnya keris yang menjadi senjata andalan bagi pemiliknya adalah keris yang dibuat oleh empu terkenal dengan laku puasa terlebih dahulu.

Umumnya kerajaan-kerajaan Jawa yang sekarang masih eksis, seperti di Yogyakarta dan Surakarta, keris masih menjadi senjata andalan bagi masing-masing kraton. Bahkan cenderung dikeramatkan. Pada bulan Sura biasanya dilakukan pembersihan keris oleh pihak kraton. Dan saat-saat tertentu saja, misalnya saat penobatan, senjata keris pusaka ini ikut diarak bersama pusaka-pusaka lainnya.

Namun pada perkembangannya dewasa ini, pembuatan keris lebih cenderung dan terfokus sebagai benda cindera mata yang berseni tinggi. Sudah jarang empu yang membuat keris pesanan seseorang yang membutuhkan untuk senjata andalan. Selain itu keris buatan sekarang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar, yakni sebagai pelengkap asesoris busana adat Jawa. Sehingga bahan yang dipakai pun hanya asal-asalan saja dan sudah tidak terdiri dari bahan baku keris yakni besi, pamor, dan baja.

Ada perkiraan, keris yang tertua dibuat di pulau Jawa, dibuat sekitar abad 6 atau 7. Keris tua itu biasa disebut keris buddha.. Bahkan ornamen muncul di salah satu dinding candi. Itu menandakan bahwa di masa lampau keris sudah menjadi andalan dan dipakai sebagai salah satu senjata.

Pada zaman dulu, empu pembuat keris menyebar di berbagai wilayah yang memiliki kerajaan, seperti di Majapahit, Singasari, Kediri, Kotagede, Pajang, Kartasura, dan wilayah lainnya. Namun untuk dewasa ini, mungkin hanya tinggal beberapa tempat di Jawa yang masih membuat keris misalnya: Yogyakarta, Surakarta, dan Madura.

Keris adalah budaya asli Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Walaupun nenek moyang bangsa Indonesia umumnya beragama Hindu dan Buddha, tidak pernah ditemukan bukti bahwa keris berasal dari India atau negara lain. Jika pada candi-candi di pulau Jawa ditemui gambar relief (antara lain candi Borobudur) yang menggambarkan adanya senjata keris, maka candi-candi di India atau negara lain tidak ditemukan. Ini sebagai bukti bahwa keris berasal dari budaya asli Jawa (Indonesia).

Setiap kerajaan yang pernah ada di pulau Jawa memiliki empu masing-masing yang membuat keris pusaka. Mereka menghasilkan pusaka-pusaka yang terkenal pula. Ada lebih seratus empu yang terkenal dari berbagai kerajaan tersebut. Sebagian nama-nama empu terkenal dari masing-masing kerajaan beserta hasil karya mereka di antaranya: empu Kandangdewa dengan hasil pusaka karyanya adalah Sang Sabuk Inten, Sang Jalak, dan Sang Kala Welang (zaman Kauripan); empu Windusarpa karyanya: Sang Barojol, Sang Bethok, dan Sang Larbango (zaman Jenggala); empu Kanaka, karyanya: Kyai Kalut dan Kyai Bang Wetan (zaman Pajajaran Makukuhan); empu Bayuaji, karyanya Kyai Setan Kober (zaman Cirebon); empu Domas, karyanya Kyai Gajah (zaman Majapahit); empu Pujadewa, karyanya: Kyai Gagak Ngore dan Kyai Ganda Wisa (zaman Majapahit); empu Kaloka, karyanya Kyai Kuwung-Kuwung (asal Madura); empu Humyang, karyanya Kyai Ombak Banyu (empu zaman Pajang); empu Tunggul Maya, karyanya Kyai Jabar (zaman Mataram), empu Luyung, karyanya: Kyai Padas Polah dan Kyai Jamur Dipa (zaman Kartasura); empu Ki Anom, karyanya Kanjeng Kyai Pulanggeni (zaman Sultan Agung, Mataram); empu Ki Joko Sugatno, karyanya Kanjeng Kyai Gajah Satrubondo (zaman Kraton Surakarta); dan masih banyak lagi empu-empu terkenal lainnya.

Empu biasanya mengabdi ke kerajaan. Mereka menjadi salah satu orang yang dihormati di kerajaan karena kelebihannya membuat keris pusaka. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa untuk membuat keris tangguh agar menjadi senjata andalan, maka bahan yang dipakai untuk membuat keris, biasanya terdiri dari campuran besi, pamor, dan baja. Sebelum memulai membuat keris ampuh, biasanya diawali dengan laku puasa dan persiapan-persiapan lain yang memakan waktu 6 hari. Persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain: menyiapkan tempat produksi (besalen, panyirepan, dulang landesan, dan ububan; memilih pembantu pembuatan keris yang dapat dipercaya; menyiapkan semua bahan-bahan; mengajak para pembantunya untuk laku prihatin; mengadakan selamatan; dan menyiapkan mantra. Baru hari ketujuh memulai membuat keris. Di antara mantra yang biasa dilafalkan empu adalah “aum, sembahing anata tingalana de triloka sarana; awighnam astu, isun empu ....tan awacana, de nir arthaka darpa; dang dahana hagni niraweh sara sudarma”, artinya “Ya Tuhan, semoga sembah permohonan hamba ini Paduka ketahui wahai sang pelindung tiga dunia; jangan ada halangan, hamba empu .... tidak mengucapkan kata-kata yang tidak berguna dan sombong; api yang menyala-nyala ini semoga memberi pusaka yang berguna”.
Setiap keris yang dihasilkan oleh setiap empu dari masing-masing kerajaan tentu mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, baik bentuk, ukuran, maupun kualitas. Keris yang dihasilkan oleh empu Majapahit, biasanya wilahan (bilah) menyatu dengan ukiran hulu (pegangan keris). Mulai dari ujung keris hingga pangkal pegangan terbuat dari logam. Pada pegangan keris berbentuk patung manusia. Mulai pada zaman kerajaan Demak, pegangan keris sudah tidak menyatu lagi dengan wilahan. Pembuatan keris oleh empu lebih banyak atas perintah para wali. Seorang empu bernama empu Joko Supo mendapat perintah dari Sunan Kalijaga untuk membuat keris dapur Sabuk Inten.

Keris, baru dikatakan lengkap jika sudah ada sarungnya atau yang disebut warangka. Orang yang membuat warangka keris disebut Mranggi. Jenis warangka yang dikenal dalam perkerisan tradisi Jawa adalah Ladrang dan Gayaman. Bentuk Ladrang Yogyakarta dan Surakarta berbeda, demikian pula dengan bentuk Gayaman. Sementara bagian-bagian warangka adalah: ukiran, godongan, pijetan, tampingan, awak-awak, bapangan, lenglengan, gigir, gandar, dan bandar. Jenis kayu yang sering dipakai untuk membuat warangka adalah kayu: Timoho, Trembalo, Cendana, dan Galihjati.

Pada awal mulanya, keris diciptakan oleh para empu sebagai senjata tikam untuk membela diri. Cara pembuatan keris di awal munculnya senjata ini dapat diketahui dari rekaman relief candi-candi di Jawa, misalnya di Candi Borobudur dan Candi Sukuh. Pembuatan keris lama-kelamaan mengalami penyempurnaan dan menjadi senjata handal. Raja-raja di nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Misalnya kerajaan Majapahit, mempunyai sebuah keris pusaka bernama Kyai Sengkelat. Keris Kyai Sengkelat ini menjadi pusaka andalan dan bahkan menjadi penolak sekaligus tumbal perisai kerajaan. Artinya keris pusaka ini dijadikan pelindung keselamatan kerajaan dari segala malapetaka yang menyerang kerajaan.

Keris juga berfungsi sebagai ageman atau perlengkapan pakaian raja. Semakin keris yang dipakai raja dibuat oleh empu terkenal, maka akan semakin membuat raja yang memakai semakin dikagumi dan disegani. Sebab, biasanya keris buatan empu terkenal akan mempunyai kekuatan yang sangat ampuh. Demikian pula dengan kerabat-kerabat raja dan pembesar-pembesar kerajaan akhirnya juga memakai keris untuk menambah kharisma jabatannya. Hingga saat ini pun masih banyak raja, sentana dalem, maupun pejabat yang memiliki keris handalan yang dibuat oleh empu-empu terkenal zaman dahulu.

Bagi masyarakat Jawa sekarang, keris lebih berperanan sebagai perlengkapan berbusana. Sangat jarang keris dibawa kemana-mana jika tidak berkaitan dengan upacara tradisi, misalnya upacara pengantin atau upacara merti dusun. Pada saat upacara tradisi itulah, masyarakat Jawa baru mengenakan keris yang berfungsi untuk melengkapi pakaian tradisional yang dikenakan, misalnya mengenakan pakaian surjan atau beskapan. Namun tidak semua keris yang dipakai dalam upacara tradisional tersebut adalah keris pusaka. Sebagian hanya keris sebagai asesoris yang dibuat dari bahan yang asal-asalan saja seperti dari aluminium.

Keris yang dibuat oleh empu, ada yang bentuknya lurus dan ada pula yang berlekuk atau berluk. Keris berluk biasanya ganjil, misalnya luk 3, luk 5, luk 7, luk 9, luk 11, luk 13, luk 15, luk 17, dan seterusnya. Namun untuk keris berluk, kebanyakan yang dibuat adalah maksimal berluk 13. Walaupun ada keris-beris berluk di atas 13, seperti keris berluk 29, berluk 31 atau bahkan keris berluk 75, namun sangat jarang dijumpai. Keris lurus yang dibuat oleh empu terkenal, misalnya keris dapur lar ngantap, keris dapur pasopati, dan keris dapur cundrik (dibuat empu Ramadi); keris lurus dapur jalak dinding (karya empu Isakadi); keris lurus dapur tilam upih (karya empu Bramagedali).

Keris-keris yang mempunyai luk banyak dihasilkan oleh para empu terkenal. Keris-keris berluk yang terkenal itu pun sekarang dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan dan terpandang. Keris berluk dan dibuat oleh empu terkenal, misalnya keris luk 11 dapur sempana (karya empu Janglatikala); keris luk 11 dapur santan dan keris luk 19 dapur karacan (karya empu Sulati); dan keris luk 9 dapur panimbal, keris luk 13 dapur jamen, keris luk 13 dapur buto ijo (karya empu Domas zaman Brawijaya Majapahit).

Sementara keris-keris berluk yang dimiliki oleh orang-orang terkenal di negeri ini, misalnya seperti keris yang dimiliki oleh mantan Presiden RI ke-2 Soeharto. Beliau memiliki keris luk 13, dengan nama Kangjeng Kyai Sengkelat zaman kerajaan Majapahit yang diciptakan oleh empu Supo Mandrangi. Keris lain adalah keris berluk 11 dengan dapur Sabuk Inten.

Istilah keris, biasanya menunjuk pada bilah keris dan warangkanya. Bentuk warangka beraneka ragam, seperti bentuk ladrangan dan gayaman. Sementara bilah keris bisa berbentuk lurus atau berlekuk. Dalam ilmu perkerisan juga dikenal dengan istilah “dapur”. Istilah dapur keris adalah suatu penamaan ragam bentuk atau tipe keris sesuai dengan ricikan yang terdapat pada keris itu dan jumlah luknya. Penamaan dapur keris ada patokan dan pembakuannya. Dalam dunia perkerisan, pembakuan ini disebut dengan pakem dapur keris. Setiap bilah keris biasanya mempunyai beberapa bagian dengan nama-nama seperti kudup, bungkul, greneng, kembang kacang, gandik, lambe gajah, buntutm sirah cecak, dan peksi/pesi.

Istilah dapur khususnya dipakai dalam menentukan jenis bilah keris yang berasal dari Jawa, dan menurut jumlah luk yang terdapat pada bilah masing-masing keris. Macam-macam dapur keris jumlahnya hingga ratusan, sesuai dengan bilah keris dan jumlah luk keris. Dapur keris yang dikenal dalam ilmu perkerisan antara lain: Tilam Upih, Tilamsari, Sabuk Inten, Brojol, Kebo Lajer, Jalak Tilam Sari, Kala Tinantang, Ngamperbuta, Mahesa Nabrang, Nagasasra, Sengkelat, Panji Sekar, Sabuk Tampar, Pasopati, Naga Siluman, Kalamunyeng, Kidangsoka, Jalak Ngore, dan lain-lain.

Setiap dapur keris yang mempunyai nama tertentu pasti dengan ciri khas tertentu pula. Misalnya, dapur Tilamupih berupa bilah keris yang dilengkapi hanya dengan sebuah tikel dan kembang kacang. Keris dapur Jalak Ngore berupa bilah keris yang dilengkapi dengan sraweyan dan greneng. Sementara keris dapur Brokol adalah berupa bilah keris yang terpadu dengan ganjanya, menjadi satu bentuk utuh dan dilengkapi dengan pijetan. Keris dapur Tilamsari adalah bentuk bilah keris yang dilengkapi dengan kruwingan, pijetan, dan grenengan. Keris dapur Kalamunyeng adalah bentuk bilah keris lurus namun memiliki sogokan depan, badan bagian depan tipis dan belakang agak tebal sehingga terkesan agak berpunggung. Dapur ini dilengkapi dengan duri pandan, terdapat dua buah gusen atas dan bawah.

Selain itu, setiap keris juga memiliki pamor. Pamor adalah pola atau lukisan yang terlihat pada bilah keris yang dibuat dari baja putih. Pamor dalam sebuah bilah keris dapat memberi petunjuk mengenai kualitas teknik penempaan dan cara pengolahan logam-logam yang dipergunakan dalam proses pembuatan. Munculnya pamor ini akan memberi nilai artistik dari setiap keris yang dihasilkan oleh empu. Dari pamor ini pula, kadang bisa pula untuk menentukan seorang empu pembuatnya sekaligus zamannya. Munculnya pamor dalam sebuah keris inilah yang kemudian menggambarkan suatu makna simbol yang khas.

Macam-macam pamor keris yang dikenal dalam dunia perkerisan antara lain: Wos Wutah, Kelengan, Sanak, Wengkon, Mrambut, Banyu Tumetes, Adeg, Blarak Ngirit, Wengkon, Tambal, Sekar Pala, Lawe Setukel, Ombak Emas, Sekar Blimbing, Walang Sinunduk, Pandhan Binethot, Udan Mas, dan lain-lain.

Sementara dalam perkerisan dikenal pula istilah tangguh. Tangguh menurut kamus bahasa Indonesia adalah sukar dikalahkan. Tangguh keris dapat juga dikatakan atau diartikan sebagai ciri atau gaya suatu zaman atau kerajaan. Macam-macam tangguh antara lain: Mataram, Blambangan, Tuban, Kartasura, Pajang, Majapahit, Yogyakarta, Surakarta, Pejajaran, dan lain-lain.

Sumber ; http://pesona-jogja.blogspot.com/2012/05/sejarah-keris-sebagai-senjata.html

Tombaak Biring Jaler

Keterangan :
Jenis : Tombak Lurus
Dhapur : Bharu
Pamor :
Lar Gangsir
Tangguh : PB
Ukuran :
- Panjang Bilah : 22cm
-Panjang Methuk : 1,5cm
- Panjang Pesi : 15,5cm
Kelengkapan Tombak :
- Warangka
Kondisi :
- Kategori Bilah utuh dan original
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangka cukup bagus
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, halus
- Methuk iras
- Pesi Plintir

Tombak Lurus melambangkan kepercayaan diri dan mental yang kuat.
Tentang pamor lar gangsir, tergolong pamor yang agak langkah, karena tidak gampang membuatnya. Bentuk gambarannya rumit, dan tergolong pamor miring.

H

Tombak Bharu Hasil Temuan

Keterangan :
Jenis : Tombak Lurus
Dhapur : Baru
Pamor :
Udanmas Tiban
Tangguh : Pajajaran
Ukuran :
- Panjang Bilah : 22cm
- Panjang Pesi : 8cm
Kelengkapan Tombak :
- Warangka model Tongkat Komando
Kondisi :
- Kategori Bilah utuh dan original (dilihat dari usia)
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original?
- Warangka cukup bagus
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, halus

H


Keris Singa Barong

Keterangan :
Jenis : Keris Luk 13
Dhapur : Singa Barong
Pamor :
Jung Isi Dunya
Tangguh : Majapahit
Ukuran :
- Panjang Bilah : 38cm
- Panjang Pesi : 6,5cm
- Panjang Ganja : 7,5cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model Ladrang kagok capu (old made)
- Bahan Kayu : Trembalu
- Handel Khas Jawa Timur bahan kayu trembelu
- Mendak bahan Perak
- Pendok model Blewah Slorok (old made)
- Bahan : tembaga (perunggu)?
Kondisi :
- Bilah utuh dan original bila ditinjau dari usia
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangan lama
- Warangka cukup bagus (buatan lama)
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, kehijauan
Harga : Rp.10.000.000,-
Keris Luk 13 melambangkan : kehidupan stabil dan tenang, atau mengandung makna nyala (kehidupan) hati, maksudnya adalah perilaku yang luhur, dimana setiap siang dan malam kita selalu waspada dalam keadaan apapun.
Tentang Pamor Jung Isi Dunya.
Bentuknya mirip Putri Kinurung. Bedanya bulatan-bulatan kecil yang terdapat pada “kurungan” bulatan relatif lebih besar. Ada juga yang bentuknya sepintas mirip pamor Bendo Segodo. Tuahnya untuk “menumpuk” kekayaan dan tidak pemilih

H


Keris Sempana

Keterangan :
Jenis : Keris Luk 9
Dhapur : Sempana
Pamor :
Ilining Warih
Tangguh : era Majapahit
Ukuran :
- Panjang Bilah : 37cm
- Panjang Pesi : 6,5cm
- Lebar Ganja : 8cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model branggah pakubuwanan
- Handel Khas Surakarta
- Mendak bahan tembaga campur?
- Pendok model Blewah Surakarta Bahan : kuningan
Kondisi :
- Bilah utuh dan original bila ditinjau dari usia (sedikit korosi)
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangan lama
- Warangka cukup bagus
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, hitam


H


Pedang Sudhuk Maru

Keterangan
Jenis : Pedang
Dhapur : Sudhuk Maru
Pamor :
Ombak Segoro (Wiji Timun)
Tangguh : Majapahit Akhir
Ukuran :
- Panjang Bilah : 38cm
- Panjang Pesi : 8cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka bahan kayu Jati (old made)
- Handle bahan Tanduk Kerbau
Kondisi :
- Bilah utuh dan original
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangan lama
- Warangka cukup bagus (buatan lama)
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, halus

Tentang Pamor Ombak Segoro (Wiji Timun)
Sebelumnya motif wiji timun dikenal dengan nama `ombak segoro’ karena coraknya seperti penggambaran riak gelombang air laut yang susul-menyusul di pantai. Tosan aji yang berpamor wiji timun hanya boleh dimiliki oleh petinggi-petinggi di pantai utara Jawa pada waktu itu.


H


 

Keris Naga Siluman Luk Sembilan

Keterangan :
Jenis      : Keris Luk 9
Dhapur  : Naga Seluman
Pamor   :
Dwi Pamor (Tunggak Semi dan Pulo Tirto)
Tangguh : Era Majapahit
Ukuran :
- Panjang Bilah : 33cm
- Panjang Pesi : 6cm
- Panjang Ganja : 7,5cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model Ladrang Khas Yogyakarta Bahan Kayu : Cendana Jawa
- Handle/deder/ukir/gagang Khas Yogyakarta bahan kayu trembelu aceh (nginden)
- Mendak bahan kuningan lapis emas
- Pendok model Yogyakarta Bahan : kuningan
Kondisi :
- Bilah utuh dan original bila ditinjau dari usia
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangan lama
- Warangka cukup bagus
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, hitam


Keris Luk 9 melambangkan kewibawaan, kharisme dan kepempiminan.
Dalam budaya Jawa, Naga diibaratkan sebagai Penjaga. Oleh karena itu banyak kita temui pada pintu sebuah Candi ataupun hiasan lainnya yang dibuat pada jaman dahulu sebuah patung naga. Selain Penjaga, Naga juga diibaratkan memiliki wibawa yang tinggi. Oleh karena itu, Keris dengan dapur Naga memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keris lainnya.Sedangkan Keris Luk 9 melambangkan kewibawaan, kharisma dan kepempiminan.
H



Keris Bethok Singosari

Keterangan
Jenis : Keris Lurus
Dhapur : Bethok
Pamor : Tangkis
Tangguh : Singasari
Ukuran :
- Panjang Bilah : 28cm
- Panjang Pesi : 6cm
- Panjang Ganja : 7cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model Ganyaman GandarIras Khas Surakarta(old made) bahan Kayu : Trembalu Aceh
- Handel/gagang/ukir/hulu Naradakondo bahan kayu hitam (old made)
- Mendak bahan tembaga/kuningan
- Pendok model Blewahan (old made) Bahan : kuningan
Kondisi :
- Bilah original
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangka cukup bagus (buatan lama)
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, halus

H

Cara Merawat Mebel /Furniture dari Kayu Jati

Sebagaimana peralatan rumah tangga lainnya, furniture dari bahan kayu jati juga harus selalu dirawat dengan baik agar tahan lama serta tidak pudar keindahan serta seninya, hal ini dilakukan karena faktor cuaca, debu, serta noda-noda yang mengandung zat kimia tertentu dapat mengurangi keindahan bahkan dapat merusak furniture jati anda. Untuk membersihkan furnitur jati sangat mudah: cukup dilap menggunakan teak oil atau pledge. Teak oil biasanya dijual di toko bahan bangunan, sementara pledge dapat ditemukan di mal atau super market. Perawatan dengan mengguanakan bahan tersebut diatas cukup dilakukan enam bulan sekali, adapun untuk perawatan sehari-hari, cukup menggunakan lap basah.
Untuk furniture yang memiliki banyak ukiran diperlukan perlakuan yang lebih khusus yaitu diperlukan kuas kecil untuk membersihkan lekukan pada ukirannya dari debu dan noda, yang selanjutnya kuas diberi cairan teak oil untuk membuat ukirannya kembali mengkilap serta tahan lama.Lihat Produk Kami>>>>

Tips Trick Memilih Furniture dari Bahan Kayu Jati

Hingga saat ini, peran kayu dalam industri furniture belum tergantikan, terbukti semakin banyak orang menggemari kayu jati baik didalam negeri maupun luar negeri, hal itu dikarenakan bahan kayu dalam pembuatan furniture mempunyai beberapa kelebihan. Tak bisa dipungkiri bahwa kayu merupakan bahan yang unik dan mengandung nilai seni terutama jika berhubungan dengan ukiran disamping membawa nuansa etnik dan tradisional, karakter kayu ini adalah kuat, awet dan indah. Keawetan kayu jati sebagai bahan pembuatan mebel telah teruji kuat puluhan tahun hingga dasawarsa. 
Banyak orang puas memiliki furniture jati karena tetap bagus walau telah dipakai hampir selama setengah abad. Warna dasar kayunya sendiri adalah coklat muda, coklat merah tua hingga coklat kelabu. Meskipun kuat dan keras, kayu ini bisa dipotong dan dikerjakan dengan mudah. Setelah furniture jadi dan mulai diampelas, maka akan terlihat permukaan yang licin seolah-olah berminyak. Namun demikian, teknik yang baik dan kondisi kayu juga sangat menentukan. Kadar air berlebihan dapat menyebabkan kayu tidak benar-benar kering sehingga mengakibatkan kayu terus bergerak, menyusut bahkan mengembang. Hal ini sangat bergantung pada kondisi cuaca. Harga furniture jati relatif mahal dan berat, sehingga dibutuhkan beberapa orang untuk mengangkatnya.
Pada umumnya mebel lebih banyak terbuat dari bahan dasar kayu jati dan mahoni. Namun demikian pilihan utama dalam pembuatan mebel tetaplah kayu jati, hal ini dikarenakan kayu jati memiliki keunggunlan lebih jika dibandingkan dengan kayu mahoni atau kayu lainnya. salah satunya adalah, karena kayu jati tidak disukai rayap, sehingga kayu jati terhindar dari serangan rayap yang biasa menyerang kayu-kayu lainnya.
Disamping itu kayu jati memiliki serat yang kuat sehingga sangat kokoh ketika digunakan untuk pembuatan mebel kayu. Namun demikian sebelum kita memutuskan untuk memiliki peralatan rumah atau furniture dari kayu jati kita tetap harus mengetahui serta dapat memilih mebel atau furniture yang terbuat dari kayu jati yang berkualitas, karena terkadang ada juga mebel atau peralatan rumah yang terbuata dari kayu jati yang tidak memenuhi standar, sehingga hasilnya kurang maksimal.
berikut ini beberapa Tips dan trick memilih Mebel jati berkualitas :
Kayu Jati yang sudah tua
Sebisa mungkin memilih mebel jati dengan menggunakan bahan kayu jati yang tua, keriteria kayu jati yang sudah tua diantaranya serat kayu yang padat, berat kayu juga lebih berbobot, warna kayu coklat kemerah-merahan dan merata.

Finishing Produk Bagus dan bekualitas
Untuk mengetahu finishing produk mebel atau furniture dari jati yang bagus ialaha melihat produk mebel ialah dengan cara melihat warna yang merata di semua produk, finishing tebal dan juga semua pori-pori kayu tertutup oleh finishing. dan sebisa mungkin menggunakan bahan finishing terbaik tentunya. Untuk mengetahuinya rabalah produk dari jati tersebut, jika finishingnya bagus, maka produk akan sangat halus ketika di pegang. permukaan mebel papan juga tidak bergelombang.

Kontruksi Mebel harus kuat
Bagus tidaknya sebuah kontruksi dari produk mebel jati dapat dilakukan dengan cara mencoba/membakai produk tersebut, jika produk mebel tersebut di pakai, maka pemakai akan merasa sangat nyaman, produk mebel juga sangat kokoh ketika di gunakan. Disamping itu, yang perting dari sebuah kontruksi mebel jati yaitu Simetris.

Mebel jati tidak terdapat Cocoh
Cocoh ialah lubang-lubang kecil yang terdapat di kayu jati, cocoh terjadi karena kayu jati di buat rumah oleh serangga kecil yang menyebabkan terjadi bubuk di kayu jati.  Ciri-ciri mebel yang terkena cocoh ialah adanya lubang kecil di kayu jati sehingga mebel dari jati tersebut rapuh dalamnya. mebel yang memakai kayu cocoh biasanya tidak mampu bertahan lama. untuk itulah hindari  membeli mebel kayu jati yang terdapat cocoh dan bukuk kayu. sebisa mungkin pilih mebel jati dengan bahan kayu yang bebas cocoh.
Namun cara yang paling mudah dalam memantau serta memilih bahan furniture dari kayu jati adalah dengan melihat finishingnya. Jika finishing tampak mulus, maka bisa dipastikan bahwa kayunya juga bagus, disamping itu, daerah asal jatu juga menentukan kualitas. Yang terbaik saat ini adalah dari Jawa Timur, setelah itu Jawa Tengah dan Jawa Barat menyusul*. Tak heran, produk asal Jawa Timur harganya relatif lebih mahal dari daerah lain. Hal ini tentu saja disebabkan oleh kualitas yang berbeda yang ditentukan oleh kandungan tanah yang beragam di tiap daerah. Dengan memperhatikan beberapa tips diats, anda bisa mendapatkan produk mebel dari kayu jati terbaik dengan harga yang setara dan sesuai dengan kualitasnya.
*dari berbagai sumber terpercaya

Keris Mahesa Lajer

Keterangan :
Jenis : Keris Lurus
Dhapur : Mahesa Lajer
Pamor : ?
Tangguh : Era Pajajaran Awal
Ukuran :
- Panjang Bilah : 32cm
- Panjang Pesi : 7cm
- Panjang Ganja : 8cm
Kelengkapan Keris :
- Warangka model Ladrang Kagok capu (old made) bahan Kayu : Timoho
- Handel/gagang/ukir/hulu Naradakondo (old made) bahan kayu Hitam
- Mendak bahan Tembaga kuningan campur (old made)
Kondisi :
- Bilah utuh dan original
- Pesi utuh dan sepanjang pengamatan saya masih original
- Warangka cukup bagus (buatan lama)
Keterangan Lain :
- Besi lumer, padat, halus
- Pesi (Paksi) berbentuk keluk 3
- pada sepanjang bilahnya ada lekukan-lekukan dangkal, seolah lekukan itu bekas pijitan jari tangan (tanda pejetan) sehingga diperkirakan keris ini tidak ditempa melainkan hanya dibentuk oleh pejetan tangan.

H



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MY BLOG - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger